Bagi sebagian orang, wanita
adalah masyarakat kelas dua. Ia tidak berhak untuk
berpendapat bahkan mengurus dirinya sendiri. Semuanya diatur oleh laki-laki. Di satu sisi ada yang
begitu memuja wanita. Hidup seakan mati tanpanya,
segala yang dilakukannya adalah untuk wanita.
Disisi lain banyak para filosofis menganggap wanita
sebagai biang keladi terjadinya berbagai bentuk
bencana dan tindak kriminalitas di dunia. Negara
hancur karena wanita. Seorang pangeran bahkan ada
yang rela menanggalkan mahkotanya kerajaannya
karena wanita.
Pertikaian muncul akibat perebutan wanita. Bahkan muncul permasalahan dari kaum
agama bahwa wanitalah yang menyebabkan Nabi
Adam as. turun ke bumi. Wanita dianggap penyebab
terjadinya dosa.
Secara umum ada dua kelompok manusia dalam
memandang wanita, yaitu:
a. Kelompok yang berbaik sangka kepada wanita,
Seorang pujangga pernah berkata:
Kaum wanita itu bagaikan minyak kesturi…
Yang diciptakan untuk kita…
Setiap kita tentu merasa senang mencium
aromanya…
Seorang ibu ibarat sekolah…
Apabila kamu siapkan dengan baik…
Berarti kamu menyiapkan satu bangsa yang
harum namanya…
…
Dibalik keberhasilan setiap Pemimpin ada
wanita…
b. Kelompok yang menjadi musuh wanita, Pujangga
lain berkata:
Kaum wanita itu bagaikan syaithan…
Yang diciptakan untuk kita…
Kita berlindung kepada Allah…
Bila ada kerusakan di bumi ini lihat wanitanya…
Satu hal yang perlu direnungi bersama adalah baik
kelompok yang memuja maupun yang membencinya
terkadang melakukan tindakan eksploitasi terhadap
keberadaan wanita. Seringkali wanita tidak
menyadari bahwa apakah dirinya dieksploitasi
(dimanfaatkan) atau dimuliakan. Oleh karena itulah setiap muslim perlu
mengetahui bagaimana Islam
memperlakukan wanita. Berdasarkan lembaran
sejarah, kita mengetahui bagaimana wanita dapat
memiliki dirinya sendiri dan menyadari
keberadaannya tidak hanya sebagai saudara dari
laki-laki namun yang terpenting adalah hamba Allah SWT yang sama-sama
menyembah Allah SWT. Islamlah yang membebaskan wanita dari anggapan
buruk terhina memiliki anak perempuan. Kisah Umar
bin Khatab menjelaskan bagaimana budaya Arab
jahiliyah terhadap wanita, sehingga ia rela
menguburkan anak perempuannya agar tidak
mendapat malu. Pada saat itu wanita menjadi harta warisan bila ayahnya
wafat. Islam pulalah yang
mengajarkan kedua orang tua untuk merawat dan
mendidik anak perempuannya bila keduanya ingin
masuk syurga.
Dalam Islam, wanita bukanlah musuh atau lawan
kaum laki-laki. Sebaliknya wanita adalah bagian dari
laki-laki demikian pula laki-laki adalah bagian dari
wanita, keduanya bersifat saling melengkapi. (QS. Ali
Imran (3) : 195)
Dalam Islam tidak pernah dibayangkan adanya
pengurangan hak wanita atau penzhaliman wanita
demi kepentingan laki-laki karena Islam adalah
syariat yang diturunkan untuk laki-laki dan
perempuan. Akan tetapi ada beberapa pemikiran
keliru tentang wanita yang menyelusup ke dalam benak sekelompok umat Islam sehingga mereka
senantiasa memiliki persepsi negatif terhadap watak
dan peran wanita. Salah satu contohnya adalah
perlarangan wanita keluar rumah untuk menuntut
ilmu dan mendalami agama dengan alasan ada orang
tua dan suami yang yang berhak dan berkewajiban mendidik serta memberikan pelajaran. Akibatnya
mereka menghambat wanita dari pancaran ilmu
pengetahuan dan memaksanya hidup dalam
kegelapan dan kebodohan.
1. Laki-laki dan wanita dari asal yang sama, QS. An
Nisaa’ (4) : 1
2. Tanggung jawab kemanusiaan seorang wanita, QS.
Ali Imran (3) : 195
3. Pembebasan wanita dari kezhaliman jahiliyah, QS.
An Nahl (16) : 58-59
4. Pembebasan wanita dari pengharaman hal yang
baik pada masa jahiliyah. Seringkali wanita
diharamkan untuk memakan sesuatu atau memiliki
sesuatu. Ketika Islam datang maka pengharaman itu
digugurkan, sehingga wanita memperoleh hak yang
sama mengenai hal ini, QS. Al An’aam (6) : 139
5. Pembebasan dari harta warisan dan dalam
perkawinan, QS. An Nisaa’ (4) : 19
6. Pembebasan dari buruknya hubungan keluarga
akibat perkawinan. Pada masa jahiliyah, wanita yang
telah menikah dengan bapaknya dapat diturunkan
kepada anak yang dilahirkannya sehingga akan menimbulkan kerancuan dan kehancuran dalam
keluarga namun setelah Islam datang semua itu
diharamkan, QS. An Nisaa’ (4) : 22-23
7. Penegasan tentang karakteristik wanita muslimah :
a. Wanita dan pria memiliki peran yang berbeda-beda
sesuai dengan karakteristiknya masing-masing, QS. Al
Lail (92) : 1-4
b. Menutup aurat.
Bila kita mau merenungi dan mengambil hikmah dari
perintah Allah kepada muslimah untuk menutup aurat
pada dasarnya adalah menjaga dan melindungi
wanita itu dari kemungkinan negatif dari pandangan
manusia yang melihatnya serta menjaganya agar dapat aman beraktivitas, QS. An Nur (24) : 31
c. Mendapat balasan yang sama dengan laki-laki di
akhirat, QS. Al Hadid (57) : 12
Home »
Pendapat Anda
» Perempuan Dalam Pandangan Islam
Perempuan Dalam Pandangan Islam
Written By fbmpppare on Selasa, 06 November 2012 | 05.46
Label:
Pendapat Anda
Posting Komentar