FBMPP PARE (Forum Bahtsul Masa'il Pondok Pesantren Se-Eks Kawedanan Pare)

Organisai Pondok Pesantren Se-Korcam Pare
Home » » Buku Meluruskan Kesalahan Buku Putih Kyai NU

Buku Meluruskan Kesalahan Buku Putih Kyai NU

Written By fbmpppare on Selasa, 10 Januari 2012 | 08.49



Bagian Pertama
 Tauhid
  
Muqaddimah     


Beredarnya Buku Putih Kyai NU karangan Afrokhi Abdul Ghani sejak beberapa waktu yang lalu telah menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam terutama bagi warga Nahdliyyin. Dengan beraninya penulis mengatasnamakan dirinya sebagai kyai NU dengan mengusung konsep tauhid yang diadopsi dari Ibn Taimiyah yang bertentangan dengan akidah Ahlussunnah Wal-Jamaah . Seharusnya penulis tidak mengatasnamakan NU, karena konsep yang dibawanya berbeda dengan konsep dasar Ahlussunnah Wal-Jamaah  yang selama ini diikuti warga NU. Jika penyimpangan ini dibiarkan, maka akan menjadi sebuah booming yang sangat fatal dan menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam.

Sebenarnya apa yang telah dilakukan oleh Afrokhi dan orang-orang yang sefaham dengannya, jauh-jauh hari telah dijelaskan dalam firman Allah I:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (١١)أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لا يَشْعُرُونَ (البقرة: 11-12).
Dan bila dikatakan kepada mereka: ”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: ”Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. Al-Baqarah: 11-12).

Rasulullah r juga telah memberikan peringatan penting akan kemunculan orang-orang yang sesat dan menyesatkan dalam hadits berikut ini:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.(رواه البخاري: 100/و مسلم: 6971).
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, berkata: Saya mendengar Rasulullah r telah bersabda’: “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan menariknya dari hati hamba-hambanya (ulama), akan tetapi mengambil ilmu dengan mencabut nyawa ulama, sehingga apabila tidak terdapat ulama, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh menjadi pemimpin mereka, lalu orang-orang bodoh itu akan ditanya (dimintai fatwa), kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, maka orang-orang bodoh itu menjadi sesat dan menyesatkan orang lain”. (H.R Bukhari: 100, Muslim: 6971).

   Dalam hadits yang lain, Rasulullah r juga telah memperingatkan akan kemunculan aliran-aliran sesat:
سَيَخْرُجُ فِى آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ أَحْدَاثُ الأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الأَحْلاَمِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَؤُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّ فِى قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (رواه البخاري: 3611 و مسلم: 1066).
“Akan keluar pada akhir zaman, suatu kaum yang umurnya masih muda (sedikit ilmunya), rusak akalnya. Mereka mengatakan sebaik-baik ucapan manusia (suka membahas masalah agama). Mereka membaca al-Qur`an, namun tidak melewati kerongkongannya (salah dalam memahami al-Qur`an). Mereka telah terlepas dari agama, bagaikan terlepasnya anak panah dari busurnya. Apabila kalian menemui mereka, bunuhlah mereka, karena terdapat ganjaran bagi yang membunuh mereka di sisi Allah pada hari kiyamat nanti.” (HR. Bukhari: 3611, Muslim: 1066).

Dalam ”Buku Putih Kyai NU” Afrokhi membagi tauhid menjadi tiga: tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah dan tauhid al-asma wal-shifat. Pemabagian tersebut menunjukkan bahwa dia telah keluar dari konsep dasar akidah Ahlussunnah Wal-Jama`ah dan mengikuti konsep tauhid yang telah disebarkan Ibn Taimiyah. Pembagian ini, telah masuk dalam kurikulum akidah-akhlak yang diajarkan di sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah formal di Indonesia[1]
Pembagian tauhid tersebut hanyalah sebuah konsep dari Ibn Taimiyah yang muncul pada abad ke tujuh hijriah dan kemudian diikuti oleh Muhammad bin Abd al-Wahhab yang dikenal sebagai pelopor wahhabisme yang pada saat sekarang ini diikuti oleh Afrokhi. Padahal di dalam al-Qur`an tidak di jelaskan tentang pembagian tauhid menjadi tiga bahkan Rasulullah r juga tidak pernah bersabda atau memberikan isyarat kepada orang yang masuk Islam tentang pembagian tauhid tersebut. Dari kalangan ulama salaf pun atau para imam tidak pernah menjelaskan tentang pembagian tauhid versi Ibn Taimiyah.[2]. Oleh karenanya di awal pembahasan ini kami akan sedikit mengupas permasalahan tauhid dari sisi pandang Afrokhi dan para al-Salaf al-Shalih.


Untuk lebih lengkapnya atau bagi yang berminat bisa menghubungi Pengurus FBMPP Pare Kediri, atau poskan komentar 


[1]  Ini menjadi bahan renungan untuk masa depan Akidah Ahlus Sunnah Wa al Jama’ah yang perlu sekali diperhatikan karena menyangkut akidah generasi ke depan.
[2] al Ghuluww Li Al Sayyid Muhammad bin 'Alawiy al Maliki Hal 31-32
Share this article :

+ komentar + 2 komentar

15 Januari 2013 pukul 06.01

manteb.
http://elbaruqy.blogspot.com/

25 Juli 2022 pukul 05.32

Terimakasih, penjelasannya sangat membantu mencari informasi terkait materi quran hadits terkait tugas hadits tentang kompetisi dalam kebaikan

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. FBMPP PARE - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger